OPTIMASI JUMLAH KENDARAAN DALAM MENGANTISIPASI KEMACETAN LALU LINTAS DI KALIMALANG DENGAN METODE SIMPLEKS
Latar
Belakang
Kalimalang adalah sebuah sungai yang
menyuplai air ke PAM (Perusahaan Air Minum) untuk masyarakat kota Jakarta dan
sekitarnya. Berjarak 20 kilometer berawal dari kawasan Cawang sampai Bekasi.
Jalan Raya Kalimalang mulai dari Cawang
Baru – Pondok Bambu – Cipinang Melayu – Pondok Kelapa – Lampiri – Transito –
Sumber Arta – Jakapermai – Galaxy – Bumi Satria Kencana dan berakhir di Mall
Metropolitan Bekasi. Sumber air baku Kalimalang ini berasal dari Waduk
Jatiluhur Purwakarta, tepatnya berasal dari aliran Sungai Citarum. Adapun
bagian hulu Sungai Kalimalang ini, berasal dari Bendungan Curug. Bendungan
Curug terletak di Desa Curug Kecamatan Klari Kabupaten Karawang Jawa Barat.
Istilah Kalimalang identik dengan jalan
yang berada di samping kali atau sebuah sungai yang tidak lazim, umumnya bentuk
sungai itu dari hulu sampai hilir, atau dari pegunungan menuju ke laut, tetapi
Sungai Kalimalang ini bentuknya melintang dari waduk Jatiluhur Purwakarta
tepatnya dari Bendungan Curug Klari Karawang ke Halim Jakarta tidak menuju ke
laut, oleh karena itu disebut Kalimalang.
Salah satu permasalahan yang saat ini
masih menjadi topik utama adalah mengenai sarana transportasi yang berkaitan
erat dengan kemacetan di jalan sekitar Kalimalang. Kemacetan lalu lintas yang
sebenarnya merupakan sebuah hal yang lumrah namun tidak demikian di ruas jalan
ini. Kemacetan yang sangat parah sudah merupakan menu wajib bagi setiap
pengguna jalan ini. Kemacetan yang menurut penggunanya menjadi masalah ini
disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya: jalan rusak parah, jalan berlubang,
banjir di Cipinang Melayu, lampu lalu lintas mati, angkutan umum/ mini bus
mogok, kecelakaan lalu lintas, dan lain-lain.
PT. Waskita Toll Road adalah salah satu
anak cabang dari PT. Waskita Karya yang bergerak dibidang infrastruktur dan
pemeliharaan jalan. PT. Waskita Toll Road bekerja sama dengan PT. Kusuma Kresna
Dyandra Marga dan PT. Virama Karya untuk melakukan pembangunan guna mengatasi
kemacetan di jalan Kalimalang dengan melakukan pembangunan infrastruktur yang
berbasis jalan layang (fly over) di
atas Kalimalang. Jalan layang yang direncanakan akan menghubungkan Jakarta
Timur dan Kota Bekasi ini diberi nama Jalan Tol Bekasi – Cawang – Kampung
Melayu (Becakayu). Jalan tol ini memiliki panjang 21,04 km. Proyek ini
sebenarnya sudah mulai dikerjakan sejak tahun 1996 kemudian proyek ini
dihentikan dan kembali dilanjutkan proyek ini pada tahun 2014 dan ditargetkan
akan selesai pada akhir tahun 2018.
Terdapat beberapa masalah yang terdapat
pada proyek ini, contohnya permasalahan yang terjadi adalah lokasi pekerjaan
konstruksi tersebut berada tepat di depan rumah warga yang akses jalannya
sangat padat, membutuhkan metode pekerjaan yang signifikan dan untuk proses pekerjaan
konstruksi sangat sangat disesuaikan dengan keadaan di lapangan dan masalah
selanjutnya yaitu banyaknya persimpangan jalan dimana pada persimpangan ini
jalannya tidak terlalu lebar membuat terjadinya kemacetan karena kondisi jalan
yang sudah tidak sanggup menampung jumlah volume kendaraan yang setiap hari
semakin bertambah.
Tujuan
Tujuan dari penulisan
Makalah Riset Operasi ini adalah sebagai
berikut:
1.
Menerjemahkan masalah perhitungan jumlah
kendaraan yang melintas di Jalan Raya Kalimalang.
2.
Memperoleh hasil perhitungan jumlah
kendaraan secara optimal.
3.
Menentukan jumlah kendaraan yang melintas
untuk memperoleh jumlah kendaraan maksimal.
Batasan
Masalah
Batasan masalah yang ada
dalam Makalah Riset Operasi ini adalah sebagai berikut:
1. Membahas
tentang keuntungan dan kelemahan masing-masing jenis kendaraan saat melintas di
Kalimalang.
2. Menggunakan Metode
Simpleks dalam menyelesaikan masalah dan Makalah Riset Operasi ini.
Landasan
Teori
Metode grafik tidak dapat
menyelesaikan persoalan linear program yang memilki variabel keputusan yang
cukup besar atau lebih dari dua, maka untuk menyelesaikannya digunakan Metode
Simpleks. Metode simpleks merupakan salah satu teknik penentuan solusi optimal
yang digunakan dalam pemograman linear. Penentuan solusi optimal didasarkan
pada teknik eliminasi Gauss Jordan. Penentuan solusi optimal dilakukan dengan
memeriksa titik ekstrim (ingat solusi grafik) satu per satu dengan cara
perhitungan iteratif. Sehingga penentuan solusi optimal dengan simpleks
dilakukan dengan tahap demi tahap yang disebut iterasi.
Metode Penelitian
Beberapa Istilah yang digunakan dalam
metode simpleks menurut hotniar, penjelasannya diantaranya sebagai berikut:
Iterasi, seperti yang disebutkan
sebelumnya adalah tahapan perhitungan dimana nilai dalam perhitungan itu
tergantung dari nilai tabel sebelumnya.
Variabel non basis, adalah variabel
yang nilainya diatur menjadi nol pada sembarang iterasi. Dalam terminologi
umum, jumlah variabel non basis selalu sama dengan derajat bebas dalam sistem persamaan.
Variabel basis, merupakan variabel
yang nilainya bukan nol pada sembarang iterasi. Pada solusi awal, variabel
basis merupakan variabel slack (jika fungsi kendala menggunakan pertidaksamaan
<) atau variabel buatan (jika fungsi kendala menggunakan pertidaksamaan >
atau =). Secara umum, jumlah variabel batas selalu sama dengan jumlah fungsi
pembatas (tanpa fungsi non negatif).
Variabel Slack, adalah variabel yang
ditambahkan ke model matematik kendala untuk mengkonversikan pertidaksamaan
< menjadi persamaan (=). Penambahan variabel ini terjadi pada tahap
inisialisasi. Pada solusi awal, variabel slack akan berfungsi sebagai variabel
basis.
Kolom Pivot (Kolom Kerja), adalah
kolom yang memuat variabel masuk. Koefisien pada kolom ini akan menjadi pembagi
nilai kanan untuk menentukan baris pivot (baris kerja).
Baris Pivot (Baris Kerja), adalah
salah satu baris dari antara variabel baris yang memuat variabel keluar.
Elemen Pivot (Elemen Kerja), adalah
elemen yang terletak pada perpotongan kolom dan baris pivot. Elemen pivot akan
menjadi dasar perhitungan untuk tabel simpleks berikutnya.
Variabel Masuk, adalah variabel yang
terpilih untuk menjadi variabel basis pada iterasi berikutnya. Variabel masuk
dipilih satu dari antara variabel non basis pada setiap iterasi. Variabel ini
pada iterasi berikutnya akan bernilai positif.
Variabel Keluar, variabel yang keluar
dari variabel basis pada iterasi berikutnya dan digantikan dengan variabel
masuk. Variabel keluar dipilih satu dari antara variabel basis pada setiap
iterasi dan bernilai 0.
Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam membuat bentuk baku, yaitu:
1. Fungsi kendala dengan
pertidaksamaan dalam bentuk umum, dirubah menjadi persamaan dengan menambahkan
satu slack.
2. Fungsi kendala dengan
pertidaksamaan dalam bentuk umum, dirubah menjadi persamaan dengan mengurangi
satu variabel surplus.
3. Fungsi kendala dengan
persamaan dalam bentuk umum, ditambahkan satu variabel buatan.
Metode Penelitian
X : Motor
Y : Mobil
· 20X +
30Y + S1 =
500 è S1 =
500 – 20X – 30Y
· 50X +
20Y + S2 =
650 è S2 =
650 – 50X – 20Y
Langkah-langkah
penyelesaian:
Langkah
1 :
Buat model matematis
Faktor
tujuan è 60X +
50Y + 0S1 +
0S2
Faktor
kendala è 1.
20X + 30Y + S1 + 0S2 =
500
2. 50X + 20Y + 0S1 + S2
= 650
Integer
X, Y ≥ 0
Langkah
2 :
Membuat tabel simpleks
BV
|
CV
|
X
|
Y
|
S1
|
S2
|
Rasio
|
S1
|
500
|
20
|
30
|
1
|
0
|
|
S2
|
650
|
50
|
20
|
0
|
1
|
|
Z
|
0
|
-60
|
-50
|
0
|
0
|
Tabel 1: Tabel Simpleks
Langkah
3 :
Menetukan baris dan kolom kunci sebagai dasar iterasi
Kolom kunci ditentukan
oleh nilai negatif terbesar
Baris kunci ditentukan
oleh nilai rasio terkecil
Elemen pivot adalah
pertemuan antara baris dan kolom kunci
Rasio
merupakan hasil dari perbandingan CV dengan kolom kunci diluar Z.
BV
|
CV
|
X
|
Y
|
S1
|
S2
|
Rasio
|
S1
|
500
|
20
|
30
|
1
|
0
|
25
|
S2
|
650
|
50
|
20
|
0
|
1
|
13
|
Z
|
0
|
-60
|
-50
|
0
|
0
|
0
|
Tabel 2: Tabel Dasar Iterasi
Langkah
4 :
Iterasi
Iterasi
ke-1
Ket.
Variabel yang masuk sebagai variabel basic adalah X1 dan
variabel keluar adalah S2
BV
|
CV
|
X
|
Y
|
S1
|
S2
|
Rasio
|
S1
|
240
|
0
|
22
|
1
|
0,4
|
10,9
|
X
|
13
|
1
|
0,4
|
0
|
0,02
|
32,5
|
Z
|
780
|
0
|
-26
|
0
|
1,2
|
-30
|
Tabel 3: Iterasi ke-1
Perhitungan
elemen baris X1 (persamaan pivot baru) adalah perbandingan
persamaan pivot lama (elemen baris S2pada tabel 2)
dengan elemen pivot.
Perhitungan
elemen S1 dan Z (persamaan baru) adalah persamaan lama (elemen
S1 atau Z pada tabel 2) dikurang dengan hasil kali
dari kolom kunci tabel 2 dengan persamaan pivot
baru. Contoh: 40 – (5 x 10) = -10
Catatan: jika
elemen Z masih mengandung nilai negatif maka harus dilakukan iterasi kembali
sampai tidak ada nilai negatif pada elemen Z.
· Iterasi
ke-2
BV
|
CV
|
X
|
Y
|
S1
|
S2
|
Rasio
|
Y
|
10,9
|
0
|
1
|
0,045
|
0,018
|
|
X
|
-226,8
|
1
|
-21,6
|
-0,99
|
-0,376
|
|
Z
|
496,6
|
0
|
0
|
1,17
|
1,668
|
|
Tabel 4: Iterasi ke-2
Kesimpulan
Untuk memperoleh jumlah kendaraan maksimal yang melintasi
Jalan Raya Kalimalang adalah sebesar 500 kendaraan.
Komentar
Posting Komentar